Rahim Pengganti

Bab 113 "Permintaan Luar Biasa"



Bab 113 "Permintaan Luar Biasa"

0Bab 113     

Permintaan Luar Biasa     

"Tolong ya bi," ucap Carissa.     

"Siap bu," jawabnya dengan senyum yang mengembang.     

"Mbak aku tidur sama kamu ya. Gak enak tidur sendirian, kita bisa lanjut cerita cerita," ujar Tante Elsa. Bunda Iren sangat senang, akhirnya dirinya memiliki teman untuk saling berbincang.     

Lalu mereka semua pun masuk ke dalam kamar masing masing, tak lupa bi Sumi mengambil Melody dari gendongan Siska, dan membawa Melody ke dalam kamarnya untuk kembali tidur.     

Setelah selesai beres beres, Carissa keluar dari dalam kamar dan pergi menuju ruang dapur. Kedua asisten rumah tangga nya sedang menyiapkan masakan untuk makan mal mereka. Tak lama Bunda Iren dan Tante Elsa turun , kedua nya langsung menemui Carissa di sana.     

"Kamu makin cantik aja Ca. Ini cewek lagi deh," ucap Tante Elsa.     

"Tapi udah periksa, kan?" tanya Tante Elsa. Carissa menggelengkan kepalanya wanita itu belum mengecek jenis kelamin anaknya, padahal setiap periksa dokter sudah menawarkan untuk di cek. Padahal setiap kali mereka cek kandungan, dokter selalu menawarkan tapi Caca tetap sama tidak ingin tahu.     

"Loh kenapa? Kamu selalu periksa ke dokter, kan? Bian selalu nganterin, kan? Bilang sama Tante kalau dia gak mau antar nanti Tante marahin dia," ucap Tante Elsa.     

"Apaan sih. Ngegibahin orangnya ada di sini," sahut Bian yang berjalan ke arah mereka.     

Ketiga wanita itu tertawa mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Bian.     

"Kalian kenapa gak mau cek jenis kelamin si adek?" tanya Tante Elsa.     

"Gak usah Tante. Biar jadi kejutan, tapi aku yakin kalau itu cowok sih, karena dia jagoan Ayahnya," jawab Bian.     

Perdebatan itu berlanjut, karena Tante Elsa menyampaikan keinginannya, Carissa hanya bisa geleng geleng kepala melihat hal itu sungguh dirinya tidak tahu harus seperti apa. Karena mau perempuan atau pun laki laki semua adalah anugerah yang sudah Tuhan berikan kepada keluarga kecilnya.     

Mereka pun akhirnya makan dengan nikmat, Siska yang baru saja turun segera bergabung untuk makan malam bersama dengan mereka semua. Setelah selesai makan malam, Carissa ingat dengan jus pare yang di beli. Wanita hamil itu, segera mengambil minuman tersebut, senyum di bibir Carissa mengembang dengan begitu indah.     

"Kamu yakin mau minum itu? Pahit banget loh itu Ca," ucap Tante Elsa. Dengan sangat berani Carissa menganggukkan kepalanya, semua orang yang ada di sana hanya terdiam melihat nya.     

Lalu jus tersebut benar benar, dihabiskan oleh Carissa dalam sekali tegukan, sungguh semua yang ada di sana sudah menelan saliva nya masing masing karena melihat Carissa yang begitu berani meminum jus pare yang terkenal sangat pahit itu. Di tumis saja rasa pahitnya sangat terasa apa lagi di jus seperti itu.     

"Mbak emang gak pahit?" tanya Siska. Carissa hanya menggelengkan kepala nya, karena sebelumnya Carissa meminta kepada penjual untuk di cuci dengan air garam sedikit menetralkan rasa pahitnya.     

Dan benar saja, tidak terlalu pahit apa lagi juga di tambah sedikit gula dan susu agar lebih manis.     

***     

Keesokan paginya rumah ini semakin ramai dengan kehadiran Tante Elsa, membuat semua orang bahagia hanya Bian saja yang pusing mendengar suara menggelegar dari sang Tante. Keduanya selalu saja, seperti itu hal ini membuat mereka sering bertengkar.     

"Itu Tante Elsa gak bisa diam ya. Elsa di film Frozen setahu mas gak kayak dia," ujar Bian sembari merapikan dasi nya. Sedangkan Carissa yang membersihkan tempat tidur hanya diam saja. Suaminya itu selalu seperti itu, jika dekat akan bertengkar jika jauh di cari.     

"Melody sering nonton itu lo yang, dan yang Mas lihat frozennya baik. Tapi ini kenapa beda."     

Carissa tetap diam, wanita itu tidak menjawab setiap ucapan yang dilontarkan oleh Bian. Hanya diam dan diam itu lah yang dilakukan oleh Carissa, karena jika di jawab pun Bian tidak akan pernah ingin mengalah.     

"Sayang kamu mau ke mana?" tanya Bian saat melihat Carissa sudah siap membuka pintu kamar mereka. Carissa membalik badannya lalu menjawab sang suami. "Keluar Mas, mau mempersiapkan sarapan. Kamu juga harus segera keluar. Jangan lama lama dandan," ujar Carissa. Lalu pergi meninggalkan Bian dengan sejuta kebingungan.     

Di meja makan, mereka semua makan dengan penuh nikmat. Ternyata pagi ini Tante Elsa dan Bunda Iren yang memasak, terlihat dengan masakan yang begitu banyak tertata di atas meja.     

"Oma cantik," panggil Melody yang saat ini sedang memakan paha ayam seperti film Melayu kembar itu.     

"Apa sayang," jawab Tante Elsa.     

"Enak."     

Tante Elsa tersebut, mendengar ucapan tersebut. Di usia yang seperti ini, dirinya sudah di panggil Oma, memang membuat Elsa sangat senang. Mereka semua lalu melanjutkan makannya dengan baik dan benar, Bian akan segera berangkat kerja namun, diurungkan dengan ucapan yang dilontarkan oleh sang istri.     

"Nanti beliin jus semangka di campur mangga ya Mas."     

Semua orang di sana menatap Carissa dengan tatapan terkejut. Ulah aneh apa lagi yang akan dilakukan oleh Caca. Bian lalu kembali duduk kembali ke tempat nya dan menatap sang istri dengan penuh tanya.     

"Emang enak sayang?" tanya Bian kaget. Bagaimana tidak, permintaan aneh ini benar benar membuat Bian menggelengkan kepalanya.     

"Gak tahu, cuma pengen merasakan aja. Tiba tiba pengen gitu," jawab Carissa. Mendengar jawaban itu membuat semua orang terdiam, permintaan Carissa kali ini benar benar membuat semuanya pusing.     

Bian sedikit mendebat, dengan Carissa namun, akhirnya pria itu mengalah karena tahu ibu hamil jika menginginkan sesuatu akan sulit untuk dibantah.     

***     

Bunda Iren dan Tante Elsa pergi ke salah satu butik terbaik di Jakarta. Sedangkan Siska sudah berangkat ke Malang, melihat bagaimana kondisi cafe di sana, dan tinggal Carissa seorang diri di dalam rumah.     

Ibu hamil itu sudah menghabiskan dua piring mie tumis. Selesai sarapan dan Carissa bebenah di kamarnya wanita hamil itu meminta salah satu asisten rumah tangga nya untuk dibuatkan makanan.     

"Enak banget sih bi. Masih ada kan?" tanya Carissa lagi, bi Susi yang memasakannya hanya diam melihat hal itu, nafsu makan Carissa jauh meningkat dua kali lipat di banding biasanya.     

"Masih bu. Sengaja saya buat agak banyak. Siapa tahu ibu masih mau nambah," jawabnya. Carissa tersenyum cerah.     

"Tolong di masukan ke dalam kotak bekal ya bi. Saya mau antar ke kantor Mas Bian, sekalian aja Melody main ke sana," ujar Carissa. Bi Susi segera melakukan apa yang diperintahkan oleh, majikannya itu sedangkan Caca pergi menuju kamarnya bersama dengan Melody.     

Hari ini dirinya ingin pergi ke kantor Bian, bersama dengan Melody. Padahal sebelumnya, Carissa sudah mengatakan tidak mau ke kantor suaminya itu karena sudah mulai lelah membawa perut yang semakin membuncit.     

Setelah semua sudah selesai, Carissa dan Melody segera pergi menggunakan taksi online. Karena sopir yang biasa ada di rumah, sedang pergi mengantar Bunda Iren dan Tante Elsa. Susi ingin ikut menemani Carissa namun, ibu hamil itu tidak ingin. Diri nya bisa pergi seorang diri tanpa, harus di jaga oleh salah satu asisten rumah tangganya.     

Selama di perjalanan Melody sangat senang, melihat gedung gedung bertingkat yang sangat tinggi terjulang di atas sana. Setiap hal hal yang belum pernah di kunjungi oleh Melody, maka anak itu akan mulai bertanya kepada bundanya ini dan itu. Dengan penuh sabar, Carissa menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Melody.     

Tiga puluh lima menit keduanya sudah sampai di depan lobby kantor Bian. Carissa dan Melody langsung di sambut oleh petugas keamanan.     

"Selamat siang ibu," sapanya.     

"Siang pak. Saya masuk ya," ucapnya. Petugas keamanan tersebut, hanya membalas dengan anggukkan kepalanya. Melody yang ada digandengan sang bunda sangat senang bisa kembali bermain di kantor ayahnya.     

Orang orang yang sudah mengenal Carissa sebelumya sangat senang melihat Caca kembali datang ke kantor. Dirinya memang belum la menjadi karyawan di sana, lalu menikah dan memiliki anak. Tapi mereka yang mengenal Caca, selalu memuji kebaikan dan ketulusan yang pernah Carissa lakukan.     

"Siang ibu," sapa Rani. Resepsionis baru wanita cantik yang dikabarkan menjadi primadona seluruh karyawan laki laki di kantor ini. Semua hal yang terjadi, selalu Carissa tahu karena Andrian pria yang tak lain teman sekaligus asisten dan sekretaris Bian sering mengabarinya.     

Pria itu sangat mudah dipancing, itulah kenapa Carissa selalu tahu apa yang terjadi di kantor, tanpa Bian memberitahukannya.     

Carissa berbincang sejenak di sana, hingga Andrian yang lewat menghampiri mereka. Pria itu langsung menggendong Melody, dan mengajak Carissa untuk masuk ke dalam ruangan Bian.     

"Ada berita apa hari ini?" tanya Caca. Andrian langsung memasang wajahnya ceria, selalu saja seperti ini. Pria itu sangat mudah untuk di pancing, dan lihat lah sekarang Andrian sudah siap menceritakan semuanya.     

"Biasa, gosip masalah manajer keuangan yang ngambil cuti padahal kabur bawa uang kantor. Gue kesel banget tahu gak, gara gara itu kita kita harus lembur, supaya bisa menyelesaikan kasus itu," ucap Andrian kesal. Berita itu sudah Carissa tahu sebelumnya, tapi Bian belum cerita. Caca tahu, suaminya itu tidak akan mau mencampur urusan keluarga dan kantor.     

"Buktinya udah ada?" tanya Carissa. Andrian menganggukan kepalanya, ruangan Bian ada di lantai 27 sehingga mereka masih ada waktu bergosip di dalam lift.     

"Cuma suami lo masih mau lihat perkembangan. Entah perkembangan apaan, gue kesal kadang. Udah tahu ada maling, masih mau dikembangkan. Biar uang yang di ambil semakin banyak terus perusahaan bangkrut? Amit amit deh, gue gak rela seriusan," gerutunya. Carissa hanya tertawa mendengar ucapan Andrian. Laki laki itu, tidak pernah berubah. Mulutnya sangat juges jika ada sesuatu hal yang tidak masuk akan diotaknya.     

Tiba di lantai ke 27 Andrian segera mengajak Melody ke area bermain di sudut. Tempat yang sengaja dibangun oleh Bian supaya ketika anaknya datang tidak bosan.     

"Gue ke sana, lo berdua ngebucin aja dulu. Kalau udah beres gue ajak masuk si Melody," ujar Andrian. Carissa hanya geleng geleng kepala melihat tingkah laku pria itu.     

Carissa segera masuk ke dalam ruangan sang suami namun, sesuatu di dalam sana membuat Carissa kesal.     

"Sayang."     

###     

Hayo loh Bian ngapain? Hayo tebak he he he. Selamat membaca ya, sehat terus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.